Minggu, 25 Oktober 2009

Bagaimana aku tahu bahwa aku telah menemukan orang yang tepat?



Saat Anda jatuh cinta kepada seorang pria, bagaimana Anda bisa tahu apakah pria itu adalah orang yang tepat? Berikut lima pertanyaan yang perlu Anda tanyakan pada diri Anda sendiri sebelum Anda berbunga-bunga pada orang yang salah.

1.Nilai-nilai apa yang dia miliki?
Tak seorang pun ingin berpacaran dengan orang yang sama, dan sering kali, yang saling tertarik adalah yang berlawanan. Namun, perbedaan-perbedaan yang menyenangkan dalam kepribadian tidak sama dengan perbedaan kepercayaan dan nilai.
Saat perbedaan itu sampai pada nilai-nilai dasar, apa yang pria ini percayai? Apakah Anda mengecam aborsi, sedangkan dia tidak? Ini adalah perbedaan yang sangat besar. Apakah Anda banyak terlibat dalam gereja, tetapi dia ke gereja saja malu? Sekali lagi, ini adalah perbedaan yang besar.

Seberapa dalam dia menghargai kemurnian seksual? Bagaimana dengan film dan musik? Apakah Anda memiliki kepercayaan yang sama tentang pengaruh media terhadap kita?
Memiliki nilai-nilai yang sama adalah salah satu cara terkuat untuk menjaga ikatan dengan seseorang yang Anda sayangi. Bila nilai-nilai yang dianut oleh pria yang Anda sayangi bertentangan dengan nilai- nilai yang Anda anut, itu berarti masalah, baik sekarang maupun yang akan datang.

2.Bagaimana dia memperlakukan ibunya?
Semua pria bisa membuat kesan yang baik bila dia mau mencobanya, tetapi bagaimana bila tidak harus melakukannya? Sering kali, pribadi yang sebenarnya akan muncul saat dia bersama keluarganya. Dan bila seorang pria memperlakukan ibunya dengan hormat, kemungkinan dia juga akan melakukan hal yang sama kepada kekasihnya.

Apakah dia seorang pria yang sopan? Apakah dia menawarkan untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah? Apakah dia membukakan pintu untuk ibunya dan memerlakukannya sebagai seorang wanita? Saat dia berbicara dengan ibunya, apakah ada kelembutan? Ataukah dia mengasarinya, malu karena ibunya, atau bahkan tampak mengacuhkannya?
Bagaimana seorang pria memperlakukan orang lain secara umum adalah hal yang penting, tetapi bagaimana dia memperlakukan ibunya bisa memberi Anda petunjuk tentang apa yang akan Anda alami bila Anda menjalin hubungan yang serius dengannya.

3.Bagaimana dia memegang tanggung jawab?
Tidak seorangpun mau menjalin hubungan dengan orang yang tidak bertanggung jawab, dan Anda seharusnya memastikan bahwa orang yang berpacaran dengan Anda menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar sebelum Anda berkomitmen untuk melangkah ke tingkat yang lebih serius.
Mari kita lihat kisah seorang wanita yang pacarnya tidak bertanggung jawab.
Bila Anda menginginkan seseorang yang akan terus dapat dipercaya, lihatlah baik-baik beberapa pertanyaan berikut ini.

Apakah dia sering datang terlambat? Tepat waktu adalah bagian dari tanggung jawab. Saya tidak berbicara tentang sekali-kali terlambat -- hal itu terjadi pada setiap orang. Tetapi apakah dia terus mengacaukan jadwalnya sendiri dan datang terlambat?
Apakah dia melakukan apa yang dia katakan? Apakah dia menyelesaikan proyek-proyek yang dikerjakannya? Apakah dia selalu mencari cara yang mudah untuk keluar dari situasi yang sulit? Apakah dia mudah bosan dan beralih ke hal-hal lain?
Hal-hal ini akhirnya akan memengaruhi hubungannya dengan Anda.

4.Apa yang orang lain katakan tentang dia?
Pendapat orang lain tentang orang yang Anda sukai adalah penting, dan Anda seharusnya memerhatikan apa yang Anda dengar. Saya tidak meminta Anda untuk menyelidiki pendapat umum tentang dia, dan kabar angin selalu salah. Tetapi bila orang dewasa yang dapat dipercaya pun mengatakan hal-hal negatif tentang dia -- atau bahkan menanyakan beberapa pertanyaan penting -- itu artinya Anda harus berhati-hati.

Pikirkan hal ini: para guru, pemimpin pemuda Anda, dan pelatih biasanya sangat dapat diandalkan. Apakah mereka memiliki perhatian yang besar tentang sifat-sifat dari orang yang Anda sukai? Bila ya, daripada membela diri, tanyakan apakah Anda bisa membuat perjanjian untuk duduk bersama mereka dan mendengarkan apa yang harus mereka katakan.

5.Bagaimana hubungannya dengan Yesus Kristus?
Saya berikan pertanyaan yang paling penting ini di bagian paling akhir. Pertanyaannya adalah: Apakah teman Anda ini punya hubungan dengan Yesus Kristus? Dalam hal ini, apakah dia pernah mengakui diri sebagai orang Kristen? Dan bila ya, apakah tindakannya sesuai dengan ucapan-ucapannya? Apakah Anda bisa melihat bukti dari hubungannya dengan Yesus dalam hidupnya?

Bila seseorang ingin berpacaran dengan Anda, Anda perlu memastikan bahwa dia juga memiliki hubungan yang sama dengan Tuhan seperti Anda. Bila dia tidak memiliki iman yang sama, Anda tidak seharusnya berpikir untuk berkencan dengan dia, biarkan dia merasa sepi secara emosional.

Berikut kisah seorang wanita muda yang harus membuat keputusan.
Selama hampir 4 bulan, Ashley membual tentang keinginannya untuk bisa bersama dengan Brent. Jadi dia sangat gembira saat akhirnya Brent mulai memberikan perhatian kepadanya.
"Apa kamu mau piknik hari Minggu pagi besok?" akhirnya Brent bertanya kepadanya. "Aku tahu tempat yang menyenangkan."
"Hari minggu aku biasanya ke gereja, Brent" kata Ashley.
"Apakah kamu tidak bisa sekali-kali melewatkannya?"
Ashley bisa saja melewatkan kebaktian di gereja dan pergi bersama Brent, atau dia tetap pada pendiriannya dan pergi ke gereja seperti biasanya. Atau dia bisa saja menyarankan kepada Brent supaya datang ke gereja bersamanya kemudian piknik bersamanya.

Tetapi masalah yang sebenarnya adalah bukan tentang apakah Brent akan ke gereja dengan Ashley. Banyak pria yang mau pergi ke gereja saat ia suka dengan seseorang. Hal yang paling penting adalah di mana posisinya terhadap Yesus Kristus. Bila orang yang Anda sukai tidak mengenal Tuhan, maka apa yang seharusnya Anda diskusikan sebagai bentuk yang terdalam dari kesamaan bahkan bukanlah bagian dari perkataannya.
Bila Anda berjuang untuk bisa menjadi seperti yang Allah inginkan, Anda akan menghadapi pertempuran yang sulit dengan mengencani orang yang belum percaya Yesus atau seseorang yang imannya tidak seserius Anda. Jangan berkompromi. Tunggulah seorang pria yang memiliki relasi yang sejati dengan Yesus.

Kesimpulan
Jadi, apakah Anda merasa sudah menemukan orang yang tepat bagi Anda? Anda menyukai segala hal tentang dia -- bahkan tawanya yang bodoh! Sekarang, Anda sedang bersenang-senang untuk mengenal dia. Mungkin tampaknya tidak ada yang salah dengan hubungan Anda ini.

Tetapi sebelum Anda membiarkan diri Anda sendiri menjadi terikat sangat emosional, mundurlah, lihatlah baik-baik pria itu, dan secara jujur tanyakan pada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan di atas. Mintalah hikmat dari Tuhan untuk bisa melihat hal-hal yang ada dalam diri teman Anda yang tidak ingin Anda lihat.

Jangan berkompromi dengan hal-hal tersebut juga. Pastikan bahwa pria ini memiliki tujuan yang benar dalam berkencan. Jangan membuat komitmen sampai Anda tahu pasti apakah dia benar-benar pria yang Anda inginkan.
Allah mengasihi Anda, dan dia ingin Anda mendapatkan yang terbaik.

sumber : how do I know if I've found the right one?

Senin, 19 Oktober 2009

Melayani saja

Karena jengkel dengan kebandelan anak-anaknya, sebelum berangkat ke luar negeri, Pak Mario meninggalkan pesan yang ia kutip dari Matius20:26. Dan begitu anak sulungnya membaca pesan itu, ia cepat-cepat mendekati adiknya.

"Hei, Bolly, kemarin kau bilang kau ingin jadi pembesar."

"Iya! Memang kenapa?" jawab adiknya. "Jadi pembesar kan enak. Tinggal perintah ini dan itu dengan jari telunjuk, lalu marah-marah dengankepalan di tangan."

"Bagus! Kalau begitu, tolong semirkan dulu sepatuku ini!"
"Ha! Apa hubungannya?"

"Nih, baca pesan Papa: Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu."

"Huuuh...!"(Sumber : Senyum Sana-Sini )

Isi Alkitab

Hari ini Tito pergi ke sekolah minggu sendirian, ia berumur 9 tahun.Sesampainya di sana Tito ditanya oleh gurunya:
Guru: "Tito, Apa saja isi Alkitabmu?"
Tito: "Ada kuitansi pembayaran telepon, kupon berhadiah, foto keluarga, uang kertas lima puluh ribuan, bon-bon pembayaran di supermarket, ..."
Guru:"???"______________________________________________________________________Firman-FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.(Mazmur 119:105)

Bunuh Diri

Seorang pengusaha kelihatan resah gara-gara bisnis yang digelutinyaterancam bangkrut. Diambang kehancurannya, dia mulai berpikir untukmengambil jalan pintas saja: BUNUH DIRI.

Rekan-rekan mencegah niatnya itu dan menyuruhnya untuk berkonsultasidengan seorang pendeta. Dia mendatangi rumah seorang pendeta danmengeluh soal sulitnya bisnis yang digelutinya.

Pendeta itu berpikir sejenak lalu berkata, "Pemecahannya mudah saja.Bawa sebuah kursi pantai dan Alkitab. Anda pergi ke pantai. Cobalahduduk dengan santai. Nikmatilah angin laut. Setelah itu, bukalahAlkitab secara serampangan. Bacalah dengan keras, ayat yang Anda lihatsaat itu juga. Lalu, praktekkanlah apa yang tertulis di dalamnya."

Pengusaha itu menuruti nasehat pendeta itu. Dia memasukkan kursipantai dan Alkitab kedalam mobilnya. Lalu berangkat ke pantai. Disanadia menikmati angin laut. Setelah itu, dia membuka Alkitab secaraserampangan. Jarinya menunjuk pada sebuah ayat. Kemudian dia membacakeras-keras ayat itu: "LALU YUDAS PERGI MENGGANTUNG DIRINYA."
______________________________________________________________________Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memeliharakamu. (1 Petrus 5:7)

Sabtu, 17 Oktober 2009

Langkah Berikutnya


Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119:105

Dalam ayat ini Daud merenungkan cara berjalan kita yang seharusnya di tengah-tengah dunia ini. Ia menyoroti dua hal utama: kaki yang kita pakai untuk melangkah, dan jalan yang kita lalui. Ia menjamin bahwa kita tidak akan pernah berjalan dalam kegelapan apabila kita sepenuhnya percaya dan taat kepada Firman Tuhan.

Akan datang saat-saat ketika dunia di sekitar kita menjadi gelap sama sekali. Pada saat itu pandangan kita ke segala arah akan terbatas sampai beberapa meter saja. Di depan kita mungkin ada masalah-masalah yang belum beres. Mungkin juga ada bahaya yang mengancam kita di balik tikungan. Namun di tengah semua itu kita mendapat suatu jaminan; Jika kita benar-benar mentaati Firman Tuhan dalam menghadapi keadaan apapun juga, kita tidak akan berjalan dalam kegelapan. Kaki kita tidak akan menapak di tempat yang berbahaya yang dapat membuat kita tersandung dan jatuh sehingga mengalami cedera atau mendapat malapetaka.

Namun jaminan tersebut berlaku untuk satu “daerah” khusus saja; yaitu hanya di tempat kita akan menapakkan kaki kita pada langkah berikutnya. Tuhan tidak berjanji bahwa kita akan bisa melihat jauh ke depan. Apa yang akan terjadi jauh di depan kita mungkin sama sekali tidak bisa kita ketahui , tetapi hal itu tidak perlu membuat kita khawatir. Yang diminta Tuhan dari kita hanyalah agar setiap langkah, kita ayunkan dengan penuh ketaatan kepada Firman Tuhan.

Bahaya yang terbesar bagi kita adalah jika kita berusaha melihat terlalu jauh ke depan menembus kegelapan itu. Karena dengan berbuat demikian kemungkinan kita bisa kurang memperhatikan tempat yang akan kita pijak yang tepat ada di depan kita, yaitu satu-satunya tempat yang disinari Tuhan setiap kali kita akan melangkah.

Tanggapan Iman:
Tuhan, tunjukkanlah padaku dimana aku harus menaruh kakiku sekarang dengan menaati Firman-Mu. Kuserahkan masa depanku ke dalam tangan-Mu

by : Derek Prince

Kamis, 15 Oktober 2009

3 hal yang dibutuhkan anak-anak


Tiga(3) hal yang dibutuhkan anak-anak dari orangtuanya dengan jelas dinyatakan dalam 1 Korintus 13:13.
Yang pertama ialah iman.
Iman di dalam Yesus Kristus memberi mereka rasa aman karena mengetahui bahwa mereka diterima "di dalam Dia yang dikasihi Allah" bahwa Allah mengasihi mereka tanpa syarat, dan bahwa mereka memiliki keselamatan abadi melalui Kristus.

Kedua, anaka-anak membutuhkan pengharapan bagi kehidupan mereka sendiri secara pribadi.
Sebagai orang tua perlu mengatakan kepada mereka, "Kamu akan semakin bertumbuh di dalam Kristus. Kami harap kamu akan menjadi anak-anak Tuhan yang baik". Amsal 4:18 bahwa "jalan orang yang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari." Anak-anak perlu mengetahui bahwa perjuangan mereka tidak berlangsung untuk selamanya. Mereka akan menjadi serupa seperti Kristus yang sempurna. Bangunlah pengharapan dalam diri anak-anak. Allah menyebutnya pengharapan bagi masa depan yang abadi, pengharapan yang akan menyucikan kehidupan mereka.

Ketiga, anak-anak membutuhkan kasih tanpa syarat, kasih serupa yang disediakan Allah bagi mereka.
Mereka perlu mendengar orang tua berkata, "Kami mengasihi kamu; kami benar-benar mengasihimu; kami akan selalu mengasihimu" dan tidak meragukan bahwa tak ada suatu hal pun yang dapat mengubah komitmen kasih tersebut.

Dalam setiap tahapan, penguatan sangatlah penting. Dalam proses pertumbuhan dan bahkan ketika telah dewasa, anak-anak memerlukan penguatan. Mereka perlu tahu bahwa ayah ibunya mengagumi mereka. Semakin nakalnya mereka, semakin mereka perlu mengetahui bahwa perasaan Anda sepenuhnya terhadap mereka positif.

Itulah bagaimana Allah Bapa yang di surga memperlakukan kita! Ia memandang kita melalui Kristus yang sudah menebus disa kita. Ia berkata, "Aku telah menyediakan anakKu sebagai kebenaranmu dan Aku melihatmu sebagai manusia sempurna di dalam Dia." Maka kita mendapat dorongan untuk terus bertumbuh menjadi seperti yang dikatakan-Nya

Rabu, 14 Oktober 2009

Seorang Pemulung Menyumbang Pakaian Layak Pakai Bagi Korban Gempa



Jika firman Tuhan menceritakan bagaimana seorang janda miskin memberi dalam kekurangannya, itu juga yang dilakukan oleh Misrini (58 th), seorang pemulung di kota Tanjungpinang, kepulauan Riau. Ia menyumbangkan pakaian layak pakai bagi korban gempa di Sumatra Barat. Perbuatannya ini kontan menarik perhatian wartawan dan petugas posko Kelompok Jurnalis Pencinta Sastra di Tanjungpinang.

Dengan sedikit ragu-ragu, Misrini mendekati para petugas yang sedang menjaga posko dan bertanya, "Bolehkah saya ikut menyumbang? Dulu baju dan celana ini dipakai anak saya. Sekarang dia sudah besar, tapi pakaiannya masih bagus." Niat baik Misrini langsung mendapat sambutan hangat dari para petugas yang kagum kepada ibu beranak satu ini. "Saya tidak punya uang yang cukup untuk disumbangkan, hanya ini yang dapat saya berikan," ujarnya menambahkan.

Misrini adalah satu-satunya pemulung yang memberikan sumbangan untuk korban gempa di Sumatra Barat. Sudah 40 tahun ia menjalani profesi sebagai pemulung di kota Tanjungpinang. Dalam sehari penghasilannya hanya sebesar Rp20.000 untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Misrini menyimpan pakaian layak pakai yang hendak disumbangkannya di dalam kantong plastik merah. Ia juga membawa satu tas pakaian layak pakai yang dititipkan oleh para tetangganya untuk ikut disumbangkan bagi para korban gempa.

Kulitnya bisa saja hitam legam terbakar matahari, tapi hati yang dimilikinya seputih kapas, tulus dan penuh belas kasihan. Ia memberi bukan dalam kelebihan tapi dalam kekurangan dan lahir dari hati yang dipenuhi oleh belas kasihan. Dunia ini butuh Misrini-Misrini lain yang akan membawa perubahan agar dunia ini menjadi lebih baik.

sumber : jawaban .com

Selasa, 06 Oktober 2009

Seperti di penjara



Sewaktu saya tinggal di asrama, ada dua teman saya yang sedang bermasalah, padahal hanya persoalan sepele. Oleh karena tidak cepat di selesaikan akhirnya persoalannya menjadi bertambah-tambah dan panjang. Ternyata persoalan tersebut membawa permusuhan yang tidak mudah di carikan jalan damainya. Masing-masing bersikeras tidak mau mengalah. Akibatnya kedua teman saya menyimpan kepahitan satu dengan yang lain. Jika mereka tergabung di satu team, keduanya tidak mau tegur sapa seolah-olah tidak mengenal satu dengan yang lain dan mereka sering bersikap salah tingkah sendiri.

Kebencian dan kepahitan yang di alami oleh kedua teman saya itu telah membuat mereka hidup dengan tidak bebas. Masalah ini pun mungkin kita pernah mengalami. Jika kita bertemu dengan orang yang tidak kita senangi, maka yang terjadi adalah kita tidak merasa tenang dan tidak bebas. Ketika kita tidak bisa mengampuni seseorang, maka kita telah memasukkan orang tersebut ke dalam penjara; dan ketika kita mengampuni seseorang berarti kita telah membebaskan orang tersebut dari dalam penjara. Siapakah orang tersebut? Tidak lain adalah diri kita sendiri. Jadi jika saat ini saudara masih menyimpan kepahitan, ampunilah dia, karena saudara sedang membebaskan anda sendiri. Tidak ada jalan lain untuk hal ini, kecuali melepaskan pengampunan.

Memang tidak mudah untuk memberikan pengampunan, tetapi firman Tuhan mengajarkan agar kita jangan membenci saudara-saudara kita, Rasul Yohanes berkata, jika kita membenci saudara kita berarti kita adalah seorang pembunuh (I Yoh. 3:15), bahkan TuhanYesus sendiri mengajarkan, kalau kita membenci saudara kita berarti kita telah membunuhnya di dalam hati. Jika kita mengasihi Tuhan berarti kita juga mau melakukan perintah Tuhan. Mengampuni seseorang bukan masalah bisa atau tidak bisa, tetapi persoalannya adalah apakah kita mau. Keberanian tidak hanya di butuhkan untuk membela hak kita, tetapi keberanian juga di butuhkan untuk mengampuni. Bagaimana dengan Anda, apakah masih ada kebencian yang berakar di dalam hati Anda? Tidakkah Anda ingin hidup bebas? Ampunilah kepada orang yang telah menoreh luka di hati Anda dan biarkan damai sejahtera Tuhan memenuhi hati Anda.

sumber : sabda.org