Rabu, 20 April 2011

Pacaran Sehat Ala Alkitab

Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita dalam setiap aspek kehidupan. Termasuk diantaranya hubungan kita dengan kekasih/pacar. Kita berkencan untuk mendapatkan kesenangan, persahabatan, pengembangan kepribadian dan memilih kawan, bukan untuk popularitas atau untuk merasa aman. Jangan biarkan lingkungan pergaulan memaksa kamu memasuki situasi kencan yang kurang pantas. Ketahuilah bahwa lebih dari 50% remaja putri dan lebih dari 40% remaja putra tidak pernah berkencan pada masa-masa SMA.

Alkitab memberikan kita beberapa pegangan yang jelas untuk membimbing kita dalam membuat keputusan mengenai soal kencan/pacaran. Jagalah hatimu. Alkitab mengatakan kepada kita untuk berhati-hati dalam memberikan/menyampaikan kasih sayang kita, karena hati kita mempengaruhi segala sesuatu dalam hidup kita. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23)

Kamu akan menjadi seperti teman-temanmu bergaul. Kita juga cenderung menjadi seperti teman-teman sepergaulan kita. Prinsip ini berhubungan erat dengan yang hal yang pertama dan sama pentingnya dalam pergaulan seperti dalam hubungan kencan/pacaran. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33) Orang Kristen hanya boleh berkencan/berpacaran dengan sesama Kristen. Biarpun berteman dengan teman non-kristen tidak dilarang, mereka yang khususnya dekat di hati haruslah orang percaya yang sudah dewasa yang merupakan pengikut Kristus yang taat dalam hidupnya. “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? ” (2 Korintus 6:14).

Apakah itu cinta yang sesungguhnya? 1 Korintus 13:4-7 mendeskripsikan cinta yang sesungguhnya. Tanyalah hatimu pertanyaan-pertanyaan berikut:
• -Apakah kalian sabar satu sama lain? Apakan kalian baik terhadap satu sama lain? Apakah kalian saling cemburuan?
• Apakah kalian suka menyombongkan baik diri sendiri maupun sang pasangan? Apakah ada kerendah-hatian dalam hubungan kalian? Apa kalian kasar memperlakukan satu sama lain?
• Apa kalian saling mementingkan diri sendiri? Apa kalian mudah marah terhadap satu sama lain? Apa kalian suka mengingat-ingat kesalahan sang pasangan di masa lalu?
• Jujurkah kalian satu sama lain? Apakah kalian saling melindungi? Apakah kalian saling mempercayai?

Kalau jawabanmu “Ya” untuk semua pertanyaan diatas, artinya 1 Korintus 13 seperti Firman Tuhan berkata, kalian sungguh saling mengasihi satu sama lain.

Kalau ada jawabanmu yang “Tidak” atas pertanyaan-pertanyaan di atas, artinya mungkin kalian harus Seberapa jauhkah terlalu jauh? Banyak pelajar-pelajar menanyakan, “Seberapa jauh yang kita boleh lakukan dalam berpacaran/berkencan?”

Beberapa prinsip yang akan menolongmu untuk memutuskan apa yang pantas dan yang tidak dalam berpacaran/berkencan: Apakah situasi yang kuciptakan mengundang dosa seksual atau menghindarinya?

1 Korintus 6:18 berkata “Jauhkanlah dirimu dari percabulan! ” Kita tidak dapat melakukan ini apabila kita mencobai diri kita sendiri karena kecerobohan kita. Bagaimanakah reputasi sang kekasih/pacar? Ketika menerima undangan kencan pada dasarnya seperti berkata, “Aku memiliki kesamaan pandangan dengan engkau.” Hal inilah yang dapat membuat kamu menyesal nantinya.

Ingatlah 1 Korintus 15:33, “Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.” Apakah ada pengaruh obat-obatan atau alkohol? Jangan mengubah pandanganmu hanya untuk pacarmu. Apa aku tertarik dengan tipe orang yg salah? Yakinkan bahwa pesan yang kamu sampaikan dengan perbuatanmu tidak membuat orang lain mengubah pandanganmu.

Sadarkah aku kalau dosa itu terbit dari hati? Matius 5:28 berkata, “Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya sudah berzinah dengan dia dalam hatinya” Apakah tempat berkencanmu tepat dan pantas? Tujuan yang baik kadang terlupakan oleh godaan dan kesempatan yang terlalu besar. Apakah aku melakukan sesuatu yang merangsang secara seksual? Jangan melakukan kontak yang merangsang seksual.

Tuhan itu pengampun. 1 Yohanes 1:9 berkata bahwa Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Kamu dapat mulai sesuatu yang baru dengan Tuhan kapanpun. Tuhan itu kudus. FirmanNya berkata bahwa dosa sex itu salah, dan Dia tahu segala yang terbaik. Tuhan itu penuh kasih. Tuhan tahu bahwa hubungan yang terlalu jauh sebelum pernikahan cenderung memisahkan sebuah pasangan dan mengakibatkan pernikahan yang kurang bahagia. Ia tahu bahwa banyak pria tidak mau menikahi wanita yang pernah berhubungan terlalu intim dengan pria lain.

sumber : http://blogkornel.wordpress.com/

Minggu, 17 April 2011

Jangan Ragukan Kasih Allah

Tidak seperti di malam-malam sebelumnya, Andre menghampiri ayahnya yang sedang menyelesaikan pekerjaan kantor untuk keesokan harinya. Dengan langkah gontai, bocah berusia 7 tahun itu berjalan menuju tempat dimana sang ayah berada.

Sesampainya di ruangan, Andre lalu menangis tersedu-sedu di samping kursi sang ayah. Kaget mendengar tangisan anaknya, sang ayah pun mengangkat badan buah hatinya tersebut dan menaruhkannya di paha kanannya. Dengan nada bicara yang penuh kelembutan, ayahnya menanyakan kondisi Andre.

“Nak, kamu kenapa nangis?,” ujar sang ayah.

Sambil terisak-isak, Andre menjawab pertanyaan ayahnya, “Andre menangis karena ayah gak sayang Andre”.

Mendengar jawaban sang anak, Ayahnya pun kembali melontarkan pertanyaan, “Mengapa kamu bisa bicara seperti itu?”

Andre yang masih menangis berkata, “Hanya perasaan aku saja”

Sang ayah pun tersenyum dan mulai memeluk erat anaknya tersebut, “Andre, andre. Ayah tuh sayang banget sama kamu”

“Apakah selama ini, ayah berlaku jahat sama kamu? Kalau ayah pernah memukul kamu, itu pun kalau kamu berbuat nakal. Ayah melakukan itu bukanlah karena ayah membenci kamu tapi karena ayah ingin kamu sadar dengan perbuatan kamu tersebut”

“Kamu buang-buang jauh perasaan kamu itu. Ingat ya Andre, ayah tuh sangat sayangggg sama kamu,” ujar ayah sambil memeluk erat anaknya itu.

Perlahan tapi pasti, volume tangisan Andre semakin berkurang. Tak menunggu waktu lama, wajahnya kembali sumringah. Andre pun menghadiahkan ciuman ke pipi ayahnya sebagai bentuk tanda ia juga mengasihi ayahnya. Malam itu pun dilalui Andre dan sang ayah dengan tidur bersama di ruang kamar tidur buah hatinya.

Tanpa kita sadari, kita suka melakukan kepada Allah, perbuatan yang seperti apa di oleh Andre kepada ayahnya. Kita menangis dan meragukan kasih setia-Nya ketika keinginan doa-doa kita tidak terkabulkan. Padahal, DIA sudah berulang-ulang kali menunjukkan rasa cinta-Nya kepada kita.

Kematian Tuhan Yesus di kayu salib ribuan tahun yang lalu adalah bukti paling terbesar bagaimana ia begitu menyayangi kita. Jika begini, haruskah kita meragukan kasih-Nya dalam hidup kita?
Sumber : jawaban.com

Sabtu, 02 April 2011