Minggu, 05 Desember 2010

Surat untuk Bapa



Salam Sejahtera ..
Bapaku yang di Sorga, hari ini aku memutuskan untuk menulis sebuah surat pada-Mu. Aku tahu sesungguhnya jarakku dengan Engkau hanya sebatas doa. Melalui doa aku bisa menyampaikan hal apapun kepada-Mu. Tapi kali ini aku rindu untuk melakukannya melalui tulisan, dan aku percaya tulisanku ini tetap sampai pada alamat-Mu.
Kau tahu, Bapa, bagaimana perasaanku saat menulis surat ini untuk-Mu? Aku merasakan kesukacitaan didalamnya. Aku mengasihi Engkau, Bapa, karena Engkau mau mengangkatku sebagai anak-Mu, yang Kau pandang berharga dan mulia. Kau bahkan jadikanku biji mata-Mu. Betapa bahagianya aku, Bapa.
Bapa yang baik, orang-orang bertanya seperti apa kasih Engkau padaku? Dengan apa aku bisa mendeskripsikannya, Bapa. Andai mereka memanggil Engkau Bapa, aku yakin mereka pun akan tahu seperti apa kasih-Mu pada diri mereka. Selama ini aku selalu memberitahu mereka bahwa Engkau Bapa yang tidak pernah meninggalkanku, yang setia menjaga dan memeliharaku, melindungiku dan memperhatikanku.
Bapa, oleh karena kasih-Mu, aku dapat belajar lebih menghargai orang lain. Aku menjadi lebih tahu membangun hubungan dengan orang-orang disekelilingku, mulai dari keluargaku, teman-temanku, dan masyarakat. Hal indah ini tidak mungkin dapat kualami jika aku belum mengenal kasih-Mu, Bapa.
Oya, Bapa, aku mau mengucapkan rasa syukurku dan ucapan terima kasihku karena Engkau telah menarikku kepada Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus sungguh dasyat, Bapa. Aku masih ingat ketika aku menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, yaitu tanggal 26 Oktober 2005. aku merasakan kedamaian dan sukacita yang sungguh luar biasa.
Sukacita yang meluap, Bapa. Oh..Aku ingin sekali kembali merasakannya. Memang sekarang aku tetap memiliki kedamaian dan sukacita itu ditengah-tengah persoalan dan masalah. Namun sukacita sewaktu aku menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat melebihi sukacitaku yang sekarang. Sungguh tiada terkatakan dasyatnya.
Bapa, aku bersyukur sekali telah mengalami perjumpaan dengan Yesus. Benar sekali, Bapa, apa yang ditulis dalam firman-Mu Matius 13: 45-46 “ Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”. Dan Yesus melebihi mutiara itu. Sungguh aku tidak dapat membayangkan bagaimana hidup di Sorga nanti bersama-sama dengan Yesus Kristus. Itu pasti melebihi dengan apa yang pernah kurasakan.
Bapa, aku sedang merenungkan betapa berbedanya kerajaan dunia dengan Kerajaan Sorga. Di dunia ini banyak masalah dan persoalan hidup, pencobaan-pencobaan terus silih berganti. Sampai terkadang rasanya ingin menyerah saja, Bapa. Betapa sengsaranya hidup didunia ini.
Harga-harga terus melambung tinggi, kemiskinan dan kelaparan terjadi dimana-mana,bahkan alam pun ikut bereaksi. Ketakutan, kekhawatiran, kebimbangan, ketidakpastian melanda setiap insan duniawi. Ada tangisan, jeritan, keluhan setiap hari bahkan setiap waktu. Entah kapan semua ini berakhir. Tapi ada satu hal bagiku, pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya diatas awan-awan. Itulah merupakan penghiburan buat kami. Segeralah datang , Tuhan Yesus.
Tidak lupa juga Bapa, aku mau mengucap syukur kepada Roh Kudus atas penghiburan dan kekuatan yang telah Ia berikan kepada diriku selama hidup didunia ini dengan segala pencobaan-pencobaan yang ada. Andai bukan karena Roh Kudus, entah apa yang terjadi pada diriku ini. Aku pasti mengalami keputusasaan atas pengharapan dan jalan buntu dalam persoalan. Oleh karena Roh Kudus lah aku diberi kekuatan, pengharapan sekaligus penghiburan. Terima kasih Roh Kudus. Biarlah Engkau terus mau berdiam dihatiku, karena diriku adalah bait Allah yang hidup. Aku akan menjaga kekudusan sehingga Engkau pun betah tinggal didalam hatiku. Beri aku kekuatan dan kemampuan untuk melakukannya, Roh Kudus.
Bapa, aku bersukacita sekali dapat lebih mengenal dirimu, walaupun aku tahu aku tidak dapat dan tidak mampu mengenal-Mu sepenuhnya, karena keterbatasanku sebagai manusia, yang adalah ciptaan-Mu.
Sungguh besar kasih dan kuasa-Mu, Bapa, didalam hidupku. Sepanjang hidupku aku ingin terus mengenal diri-Mu, memuji-Mu, dan memuliakan-Mu.
Terpujilah Engkau, Bapa!
Terpujilah Engkau, Yesus!
Terpujilah Engkau, Roh Kudus!
Amin.
Bapa, didalam surat ini aku juga ingin menuliskan beberapa hal, misalnya mengenai impianku. Aku ingin menjadi seorang penulis yang sukses, Bapa. Seorang penulis yang mampu menghasilkan karya tulisan yang dapat menjadi inspirasi bagi diriku dan orang lain. Bapa, Engkau tahu kerinduan ku ini sudah sejak lama.
Aku senang menulis. Aku tidak tahu apakah menulis itu merupakan suatu karunia atau proses belajar. Tapi aku yakin untuk menjadi sesuatu haruslah melalui langkah pertama yaitu mencoba. Biarlah proses itu menjadi bagian dalam menuju suatu karunia. Bukankah begitu, Bapa?
Dan Bapa, untuk mendukung sarana penulisanku, aku membutuhkan sebuah laptop. Aku belum memilikinya, Bapa. Aku sediiih sekali. Dari dulu hingga sekarang aku ingin memiliki sebuah laptop, namun belum juga mendapatkannya. Dengan laptop aku bisa leluasa untuk menulis kapan pun dan dimanapun aku berada. Aku membutuhkannya, Bapa. Aku percaya suatu saat nanti aku pasti mendapatkannya.
Satu hal lagi, Bapa. Aku rindu seluruh anggota keluargaku menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Karena aku percaya keselamatan hanya ada pada Yesus Kristus. Saat ini adik laki-lakiku dan keluarganya belum menerima Yesus. Aku rindu, Bapa, mereka juga diselamatkan dari hukuman kekal. Biarlah mereka memperolah kasih karunia-Mu, sehingga mereka diselamatkan dan menjadi anak-anak Allah. Aku akan terus mendoakan mereka, Bapa. Dan kiranya Engkau, Bapa, mau mendengarkan dan menjawab doaku ini. Aku rindu kami sekeluarga besar diangkat menyongsong Yesus diawan-awan dan masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba. Aku rindu kami sekeluarga besar tinggal bersama Yesus Kristus disurga dan hidup kekal. Itulah kerinduanku, Bapa. Satu orang diselamatkan, seisi keluarga akan diselamatkan. Satu orang diselamatkan, seisi Surga bersorak-sorai!
Bapa, aku punya puisi yang indah buat Tuhan Yesus. Sebenarnya ini adalah lirik lagu yang kubuat untuk Tuhan Yesus sebagai rasa syukurku. Tapi karena aku belum mendapatkan nada ritmenya, biarlah karya ini menjadi puisi yang indah.

Kasih Yesus
Kasih Yesus bukan sembarang kasih
Cinta Yesus bukan sembarang cinta
Tapi kasih Yesus sanggup memulihkan
Tiada kasih seperti kasih Yesus

Bukalah hatimu
Terimalah kasih Yesus
Kasih yang ajaib
Kasih yang sempurna

Yesus ajaib
Yesus dasyat
Yesus Tuhan Allahku
Bapa, akhir kata aku mau mengucap syukur atas segala hal yang Kau berikan padaku. Keluargaku, teman-temanku, pelayananku, pekerjaanku, orang-orang yang mengasihiku, hidupku, terima kasih, Bapa.Memanggil Engkau Bapa adalah anugerahku yang terbesar. Terima kasih Tuhan Yesus, atas pengorbanan-Mu diatas kayu salib. Kau layakkan kami untuk menjadi anak-anak Allah. Terima kasih Roh Kudus, atas penghiburan-Mu. Satu ayat penutup surat ini adalah Matius 13: 16 “ Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. “ Amin.
Tuhan Yesus memberkati.
note : Diikutsertakan dalam lomba writing competition CIBfest 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar